5 Marsekal Soviet Pertama Pasca Revolusi Merah

Ada lima tokoh pertama yang menjabat Marsekal Uni Soviet pasca terjadinya Revolusi Merah. Mereka merasakan pahit, getirnya revolusi dimasa-masa kepemimpinan Stalin yang penuh dengan intrik, hianat dan caci maki. Marsekal Uni Soviet sendiri adalah pangkat militer tertinggi de facto di Uni Soviet (pangkat tertinggi de jure, Generalissimus Uni Soviet dianugerahkan untuk Josef Stalin dan dipegang olehnya sendiri sebagai Panglima Tertinggi AB Uni Soviet). Pangkat Marsekal Uni Soviet diciptakan pada tahun 1935 dan dihapuskan seiring jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Berikut ulasannya:


1. Kliment Voroshilov, 1881–1969

Kliment Yefremovich Voroshilov dikenal sebagai Klim Voroshilov (4 Februari 1881-2 Desember 1969) adalah seorang komandan militer Soviet, politisi, dan negarawan. Ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan Uni Soviet dari tahun 1934 sampai kematiannya pada tahun 1969. Ia menjadi Marsekal Uni Soviet pada 1935.

Kliment Voroshilov (Sumber: rpmedia.ask)

Pada tahun 1966, Voroshilov kembali terpilih menjadi anggota Komite Sentral Komunis. Voroshilov dianugerahi medali kedua sebagai Pahlawan Uni Soviet, pada 1968. Dia meninggal pada tahun 1969 di Moskow dan dimakamkan di Kremlin Wall Necropolis. Namanya diabadikan ke dalam berbagai hal antara lain; Seri KV tank yang digunakan dalam Perang Dunia II, dinamai Voroshilov. Dua kota Voroshilovgrad di Ukraina dan Voroshilov di Soviet Timur Jauh, serta General Staf Akcademi di Moskow, Stavropol disebut Voroshilovsk 1935-1943.

2. Mikhail Tukhachevsky, 1893–1937
Mikhail Nikolayevich Tukhachevsky (lahir di Aleksandrovskoye, Safodnovo, 16 Februari 1893–meninggal di Moskwa, 12 Juni 1937 pada umur 44 tahun) adalah tokoh militer Uni Soviet, pimpinan Tentara Merah antara tahun 1925-1928. Ia diangkat sebagai Marsekal Uni Soviet pada tahun 1935. Tukhachevsky dianggap sebagai tokoh militer besar yang berbakat. Antara tahun 1919-1920, Tukhachevsky memimpin pasukan Uni Soviet dalam Perang Polandia-Uni Soviet namun dikalahkan oleh Polandia di luar Warsawa pada bulan Agustus 1920. Tukhachevsky berperan penting dalam pengembangan Tentara Merah setelah perang saudara yang meletus antara tahun 1918-1922. Kontribusinya antara lain menasihatkan mekanisasi dan ekspansi Tentara Merah.

Mikhail Tukhachevsky (Sumber: wikimedia.org)

Tukhachevsky ditahan pada tahun 1937 semasa Teror Besar. Ia dan 8 tokoh militer lain, seperti Iona Yakir, Ieronim Uborevich, Robert Eideman, August Kork, Vitovt Putna, Boris Feldman, Vitaly Primakov dan Yan Borisovich Gamarnik diadili atas Kasus Organisasi Militer Anti-Soviet Trotskyis, dan didakwa atas pengkhianatan dan bekerja sama dengan Jerman Nazi. Yan Gamarnik bunuh diri sebelum pengadilan berlangsung. Tukhachevsky dan 7 terdakwa lainnya divonis hukuman mati pada bulan Juni 1937. Tukhachevsky ditembak di tulang belakang leher oleh Kapten Vasily Blokhin dari NKVD, yang semasa bertugas telah menghukum mati 10.000 tahanan.

3. Alexander Yegorov, 1883–1939
Alexander Ilyich Yegorov atau Egorov (25 Oktober 1883-22 Februari 1939), adalah komandan militer Uni Soviet, yang juga merupakan korban dari Pembersihan Besar Stalin pada 1930-an. Pada 1925-26 Yegorov dikirim sebagai penasihat militer di Cina. Pada tahun 1927 ia menjadi Komandan di Distrik Militer Belarusia. Pada tahun 1931 Yegorov diangkat menjadi Commisar Deputi Rakyat untuk Pertahanan dan Kepala Staf Umum Tentara Merah. Pada 1934 ia menjadi calon anggota Komite Sentral Partai Komunis. Pada tahun 1935 dia menjadi salah satu dari lima Marsekal pertama di Uni Soviet. Yegorov meninggal di penjara. Ia direhabilitasi oleh Nikita Khrushchev setelah kematian Stalin.

Alexander Yegorov (Sumber: rpmedia.ask)

4. Semyon Budyonny, 1883–1973
Semyon Mikhailovich Budyonny, (April 25 1883 – 26 Oktober 1973) adalah tokoh kavaleri Soviet, komandan militer, politisi dan sekutu dekat pemimpin Soviet Joseph Stalin. Pada tahun 1935 Budyonny menjadi salah satu dari lima Marshall pertama Uni Soviet. Tiga dari lima Marshall telah dieksekusi pada Pembersihan Besar 1930-an, yang hanya menyisakan Budyonny dan Voroshilov.

Semyon Budyonny (Sumber: wikimedia.org)

Pada bulan Juli-September 1941, Budyonny menjadi Komandan dari Angkatan Bersenjata Soviet di Front Barat Daya dan Front Selatan guna menghadapi invasi “Operasi Barbarossa” Jerman ke Ukraina. Stalin memerintahkan dirinya untuk tidak mundur dalam keadaan apapun. Pasukan Budyonny akhirnya dikepung selama Pertempuran Uman dan Pertempuran Kiev. Diikuti pengepungan yang membuat pasukan Uni Soviet kalah dan membuat 1,5 juta orang dibunuh atau ditawan. Pada bulan September, Stalin menjadikan Budyonny kambing hitam, mencopot dia dan menggantikannya dengan Semyon Timoshenko. Setelah perang ia diperbolehkan pensiun sebagai Pahlawan Uni Soviet dan meninggal akibat perdarahan otak pada tahun 1973.

5. Vasily Blucher, 1890–1938

Vasily Konstantinovich Blucher (1 Desember 1889-9 November 1938), merupakan komandan militer Uni Soviet, yang menjadi salah satu korban pembersihan besar Joseph Stalin akhir 1930-an. Pada tahun 1935 ia mejadi Marsekal Uni Soviet. Pada tahun 1938 ia dituduh gagal dalam memimpinan angkatan bersenjata Soviet selama pertempuran di Danau Khasan dan diberhentikan dari jabatannya. Pada tanggal 22 dia ditangkap, dihukum karena menjadi mata-mata untuk Jepang. Di penjara Blucher menolak semua tuduhan tersebut. Dia disiksa di penjara Lefortovo di Moskow hingga menyebabkan kematian pada tanggal 9 November, 1938. Kematiannya secara resmi dipublikasikan pada tahun 1956 ketika ia secara anumerta direhabilitasi. (**)

Vasily Blucher (Sumber: wikimedia.org)

Sumber: wikipedia dan berbagai sumber, diolah, 2011

VISITORS

Visit Country

free counters

coment in here

wibiya widget