Selain gajah dan banteng, binatang darat yang kerap diasosiakan dengan kekuatan adalah badak jawa (rhinoceros sondaicus). Dengan badan gempal, cula kokoh, dan fisik kekar, badak memang tampil meyakinkan sebagai binatang berfisik prima. Namun hewan satu ini sebenarnya menyimpan fakta tersembunyi. Apa saja? Baca ulasan berikut:
1. Badannya tergolong kecil
Badak jawa memiliki rata-rata tinggi badan 1,4 meter -1,6 meter dengan panjang badan 2 meter-3,5 meter plus cula 30 cm. Ini tergolong kecil jika dibandingkan badak india dengan tinggi 1,75 meter-2 meter, panjang 3 meter-3,8 meter, cula 60 cm, badak putih Afrika (tinggi 1,5 meter-1,8 meter, panjang 3,8 meter-5 meter, dan cula 1,37 meter), dan badak hitam Afrika (tinggi 1,4 meter-1,6 meter, panjang 3meter-4 meter, dan cula 70 cm).
2. Jumlah tersisa sangat sedikit
Saat ini, populasinya di seluruh dunia diperkirakan tinggal 55 ekor, 50 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon/TNUK dan 5 ekor di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Badak jawa masuk dalam satu dari lima badak langka di antara lima spesies langka di dunia, sehingga masuk “daftar merah” Badan Konservasi Dunia (IUCN) dengan kategori sangat terancam/critically endangered.
3. Fisik dan prilakunya sangat khas
Badak jawa memiliki fisik dan karakter sedikit unik. Meski badannya gagah (rata-rata berat badan 900 s.d 2.300 kg dengan panjang tubuh 2 meter s.d 3 meter), namun badak Jawa memiliki telinga dan mata kecil, kaki pendek, dan telapak kaki belakang lebih kecil dari kaki depan. Dia juga tergolong hewan pemalu dan senang hidup sendirian. Culanya pun hanya satu, tapi kemungkinan tumbuh sangat kecil di badak betina. Tubuhnya memiliki warna abu-abu kehitaman.
4. Sempat hidup di berbagai daerah di Jawa
Badak jawa ini diperkirakan sebelumnya pernah tinggal di Pulau Sumatera dan Jawa, diantaranya pernah ditemukan di Wonosobo (1833), Nusakambangan (1834), Gunung Slamet (1867), Tangkuban Perahu (1870), Gunung Ciremai (1897), Gunung Papandayan (1881), dst. Namun akhirnya, habitat terbaik baginya sejak tahun 1921 hingga sekarang ada di Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
5. Bagian dari mahkluk prasejarah
Badak jawa adalah turunan dari hewan Ceratotherium yang hidup di zaman Pliocene dan Dicerorhinus di zaman Miocene (keduanya hidup sekitar 25-10 juta tahun lalu), Trigonas dan Brontothores di zaman Oligocene (keduanya hidup sekitar 35-25 juta tahun lalu), serta Perissodactyl di zaman Eocene (hidup sekitar 50-45 juta tahun lalu). (**)