Update status Facebook dengan BlackBerry? Nge-tweet juga menggunakan BlackBerry? Tiada hari tanpa pencet-pencet QWERTY keypad untuk BBM dengan teman? Mengirim dan balas email dengan BlackBerry? Merasa keren jika di tangan ada BlackBerry? Wah, sepertinya memang Anda salah satu fans berat BlackBerry. Well, Anda tidak sendiri. Meski laporan pasar internasional menunjukkan penghasilan RIM turun drastis pada paruh pertama 2011 ini namun demikianlah faktanya; Indonesia jatuh cinta dengan Blackberry.
Dari sejumlah smartphone yang berkembang di pasar Indonesia, nyatanya BlackBerry menempati posisi yang terhormat di hati masyarakat kita. Bahkan, situs BBC Inggris menyebut rakyat Indonesia cinta mati dengan BlackBerry. Bagaimana bisa begitu?
1. BlackBerry? Keren!
Ok, itulah yang ada di benak sebagian besar masyarakat kita. Lihat saja saat jam istirahat siang, restoran dan kedai makan tidak hanya penuh dengan orang namun penuh juga dengan BlackBerry yang ada di tangan pengunjungnya. Lihat juga di mall, dari usia sekolah sampai yang telah berumur terlihat menggenggam BlackBerry. Suara alert dari BBM dan notifikasi lain di BlackBerry sepertinya telah menjadi bagian dari kehidupan kota. Singkatnya, tanpa BlackBerry Anda dianggap ‘gak gaul’.
2. Demam BlackBerry
‘Demam’ bisa diartikan sebagai sesuatu yang menular. Dari mulut ke mulut fitur yang ditawarkan BlackBerry berkembang dan memunculkan rasa penasaran. Sebagai contoh, jika di awal 2008 hanya satu/dua orang saja di sebuah kantor yang memiliki BlackBerry smartphone maka kini bisa disebut hampir semua orang kantoran punya BlackBerry. Bahkan anak sekolah dari usia SD sampai SMA pun dibelikan BlackBerry oleh orang tuanya. Ya, staff marketing BlackBerry harus berterima kasih pada pengguna BlackBerry Indonesia yang telah menyebarkan virus demam BlackBerry ini
3. Pengalaman baru
Seperti dilaporkan oleh BBC, ahli IT Onno Purbo mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara pengguna selalu mencari sesuatu yang baru. Dan itu ditawarkan oleh BlackBerry. Barangkali karena sekian lama masyarakat Indonesia terbiasa memakai ponsel dengan keypad standar, maka ketika BlackBerry masuk ke Indonesia dengan menawarkan konsep QWERTY keypad maka antusias dan rasa penasaran pun tak bisa dibendung. Belum lagi jika disebut bisa berkirim pesan tanpa berkurang pulsa. Ya, meski Apple punya iMessage di iOS 5 dan Android juga akan punya Google Messenger, tapi dunia mengakui BlackBerry-lah smartphone pertama yang memiliki layanan mobile messenger, BBM.
4. Demam social media
Tidak dipungkiri internet menjadi satu-satunya pemicu berkembangnya smartphone. Data statistik Socialbakers mengestimasi Indonesia kini memiliki 37 juta pengguna Facebook yang berarti separuh dari pengguna Facebook di Amerika. Sementara itu comScore menempatkan Indonesia pada posisi ke-4 dari pengguna Twitter tertinggi di seluruh dunia. Bukan hanya ajang menjalin pertemanan, namun dua social media tersebut telah menjadi sarana paling ampuh untuk menjalin simpati dan menyebarkan berita, bahkan seringkali lebih cepat dari breaking news di televisi. Sebut saja solidaritas untuk Prita Mulyasari atau support untuk kegiatan sosial yang lebih mudah dan cepat jika memakai sarana Facebook dan Twitter. Dan semua itu bisa terjadi karena adanya BlackBerry smartphone.
5. Kesan mahal
Harus diakui pemikiran seperti itu ada di masyarakat kita meski sebenarnya tidak semua smartphpne BlackBerry mahal. Bahkan jika dibanding smartphone Android high-end atau iPhone, maka BlackBerry masih tergolong lebih rendah harganya. Namun justru kesan mahal itulah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia tergila-gila dengan BlackBerry.
Dari sejumlah smartphone yang berkembang di pasar Indonesia, nyatanya BlackBerry menempati posisi yang terhormat di hati masyarakat kita. Bahkan, situs BBC Inggris menyebut rakyat Indonesia cinta mati dengan BlackBerry. Bagaimana bisa begitu?
1. BlackBerry? Keren!
Ok, itulah yang ada di benak sebagian besar masyarakat kita. Lihat saja saat jam istirahat siang, restoran dan kedai makan tidak hanya penuh dengan orang namun penuh juga dengan BlackBerry yang ada di tangan pengunjungnya. Lihat juga di mall, dari usia sekolah sampai yang telah berumur terlihat menggenggam BlackBerry. Suara alert dari BBM dan notifikasi lain di BlackBerry sepertinya telah menjadi bagian dari kehidupan kota. Singkatnya, tanpa BlackBerry Anda dianggap ‘gak gaul’.
2. Demam BlackBerry
‘Demam’ bisa diartikan sebagai sesuatu yang menular. Dari mulut ke mulut fitur yang ditawarkan BlackBerry berkembang dan memunculkan rasa penasaran. Sebagai contoh, jika di awal 2008 hanya satu/dua orang saja di sebuah kantor yang memiliki BlackBerry smartphone maka kini bisa disebut hampir semua orang kantoran punya BlackBerry. Bahkan anak sekolah dari usia SD sampai SMA pun dibelikan BlackBerry oleh orang tuanya. Ya, staff marketing BlackBerry harus berterima kasih pada pengguna BlackBerry Indonesia yang telah menyebarkan virus demam BlackBerry ini
3. Pengalaman baru
Seperti dilaporkan oleh BBC, ahli IT Onno Purbo mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara pengguna selalu mencari sesuatu yang baru. Dan itu ditawarkan oleh BlackBerry. Barangkali karena sekian lama masyarakat Indonesia terbiasa memakai ponsel dengan keypad standar, maka ketika BlackBerry masuk ke Indonesia dengan menawarkan konsep QWERTY keypad maka antusias dan rasa penasaran pun tak bisa dibendung. Belum lagi jika disebut bisa berkirim pesan tanpa berkurang pulsa. Ya, meski Apple punya iMessage di iOS 5 dan Android juga akan punya Google Messenger, tapi dunia mengakui BlackBerry-lah smartphone pertama yang memiliki layanan mobile messenger, BBM.
4. Demam social media
Tidak dipungkiri internet menjadi satu-satunya pemicu berkembangnya smartphone. Data statistik Socialbakers mengestimasi Indonesia kini memiliki 37 juta pengguna Facebook yang berarti separuh dari pengguna Facebook di Amerika. Sementara itu comScore menempatkan Indonesia pada posisi ke-4 dari pengguna Twitter tertinggi di seluruh dunia. Bukan hanya ajang menjalin pertemanan, namun dua social media tersebut telah menjadi sarana paling ampuh untuk menjalin simpati dan menyebarkan berita, bahkan seringkali lebih cepat dari breaking news di televisi. Sebut saja solidaritas untuk Prita Mulyasari atau support untuk kegiatan sosial yang lebih mudah dan cepat jika memakai sarana Facebook dan Twitter. Dan semua itu bisa terjadi karena adanya BlackBerry smartphone.
5. Kesan mahal
Harus diakui pemikiran seperti itu ada di masyarakat kita meski sebenarnya tidak semua smartphpne BlackBerry mahal. Bahkan jika dibanding smartphone Android high-end atau iPhone, maka BlackBerry masih tergolong lebih rendah harganya. Namun justru kesan mahal itulah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia tergila-gila dengan BlackBerry.