5 Jejak Petualangan Sukarno di Bandung

“Aku langsung jatuh cinta dengan Bandung”, begitu kesan Sukarno mengenai Kota Bandung. Dan memang, Sukarno betul-betul terikat dengan kota berjuluk Parijs van Java ini. Ia tumbuh menjadi mahasiswa yang kritis, bahkan kemudian terlibat aktif dalam kegiatan politik kebangsaan yang membawanya ke beberapa penjara di Bandung.
Petualangan Sukarno di Bandung tahun 1920-1933, adalah saat-saat pemikiran Sukarno paling cemerlang,  memukau dan semua pemikiran terbaiknya memang lahir di Bandung. Mulai dari konsep yang disebutnya Marhaenisme, atau pidato pembelaan yang menggugah dan luar biasa yaitu Indonesia Menggugat, dan juga risalah Mencapai Indonesia Merdeka yang ditulis di perkebunan teh di selatan Bandung. Jejak-jejak perjuangan Sukarno, beberapa diantaranya masih bisa kita lihat dan saksikan di Kota Bandung ini. Berikut 5 jejak yang terkait Sukarno di Bandung.

1. Techniche Hoogeschool (ITB)
ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama “Technische Hoogeschool (THS)” te Bandoeng dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. ITB juga merupakan tempat presiden Indonesia pertama, Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil. Di kampus inilah Sukarno muda, memulai ide-ide pergerakan kebangsaannya. Hingga akhirnya pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927.

Institut Teknologi Bandung (Sumber: Aotule.eng.titech)

2. Rumah Jalan Ciateul No. 8
Rumah yang berdiri sejak 1920-an ini memiliki satu ruang tamu, satu ruang makan, dan tiga kamar tidur. Di bagian belakang, terdapat kamar mandi dan dapur. Pemiliknya adalah Inggit Garnasih yang tak lain adalah ibu kost dari Sukarno muda yang kelak menjadi istri kedua Sukarno. Baik Inggit maupun rumah jalan Ciateul, memiliki peranan besar dalam sejarah perjuangan Soekarno muda semasa masih menjadi mahasiswa teknik di kampus Technische Hoogeschool (ITB) Bandung. Rumah yang berlokasi di Jalan Ciateul No. 8 (kini Jl. Inggit Garnasih No. 8), bisa dibilang sebagai dapur bagi perjuangan politik Sukarno muda dan beberapa tokoh perintis lainnya. Rumah ini juga dijadikan tempat penyelenggaraan kursus-kursus politik yang diberikan oleh Soekarno. Di rumah ini pula diskusi-diskusi dilansungkan dan kemudian melahirkan berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI, 1927), Sumpah Pemuda (1928), dan Partindo (1931).

Rumah Jl. Ciateul No. 8 Bandung (Sumber: Nasionalisrakyatmerdeka)


3. Penjara Banceuy
Penangkapan terhadap empat orang tokoh pimpinan PNI, pada 24 Desember 1929 antara lain Ir. Sukarno, R Gatot Mangkupraja, Maskun Sumadireja, dan Suypriadinata, menggegerkan kalangan kaum pergerakan di seluruh Indonesia ketika itu. Mereka dihadapkan di depan pengadilan kolonial di Bandung yang berlangsung antara tanggal 18 Agustus-29 September 1930. Melalui pidato pembelaannya, Sukarno dengan lantang menegaskan hasrat kemerdekaan bangsa Indonesia di hadapan hakim kolonial Belanda. Pidato pembelaan Sukarno, yang ditulis dalam sel No. 5 Penjara Banceuy di tengah-tengah Kota Bandung inilah kemudian dikenal dengan judul “Indonesia Menggugat”. Namun sayang, tak sepadan dengan nilai sejarah yang terkandung didalamnya, Penjara Banceuy tergerus oleh perkembangan jaman dengan hanya menyisakan sel No. 5 dan menara jaga.

Penjara Banceuy (Sumber:Nasionalisrakyatmerdeka)

4. Gedung Indonesia Menggugat
Gedung Indonesia Menggugat atau Gedung Landraad merupakan situs sejarah bangsa Indonesia di mana Soekarno muda memperjuangkan harkat dan martabat kemanusiaan di hadapan pengadilan kolonial (Landraad), bersama Maskoen, Gatot Mangkoepradja, Soepriadinata, Sastromolejono dan Sartono pada tahun 1930.
Peristiwa bersejarah itulah yang kemudian dikenal dengan nama “Indonesia Menggugat”. Bandoeng Joernal mengembalikan fungsi gedung ini sebagai gedung Ex-Landraad pada tahun 1999 yang sebelumnya digunakan sebagai kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Barat. Kemudian situs ini dinamakan Gedung Indonesia Menggugat pada tahun 2005 oleh almarhum H.C. Mashudi, setelah dilakukan perbaikan secara fisikal. Gedung Indonesia Menggugat akhirnya diresmikan sebagai Ruang Publik pada tanggal 18 Juni 2007 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dihadiri oleh Ketua MPR RI, Bapak Hidayat Nur Wahid.

Gedung Indonesia Menggugat (Sumber: 2.bp.blogspot)

5. Penjara Sukamiskin
Setelah divonis bersalah oleh pengadilan Kolonial, Soekarno muda mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin pada 1930. Ia divonis empat tahun penjara oleh persidangan Landraat Bandung. Pembelaannya di persidangan yang berjudul Indonesie Klaagt Aan atau Indonesia Menggugat membuat marah pemerintahan Belanda ketika itu. Meski tak terbukti bersalah, Soekarno tetap ditekan dan dijebloskan ke Lapas Klas 1 Sukamiskin. Ia mendekam di kamar tahanan nomor 233 Blok Timur lantai II. Kini, sel tahanan itu bernomor TA01 sebuah singkatan dari Timur Atas 01. Ukuran sel tahanan Bung Karno sekira 3,2×2,5 meter. Dua jendelanya menghadap persis ke arah matahari terbit. Di dalam ruangan hanya ada kursi dan meja kayu. Tempat tidur Bung Karno berupa kasur lipat yang di bawahnya terdapat kloset. (**)

Penjara Sukamiskin (Sumber: Metrotvnews)

VISITORS

Visit Country

free counters

coment in here

wibiya widget