Muslimah Inggris Kampanyekan Jihad Melawan Kekerasan

Muslimah Inggris Kampanyekan Jihad Melawan Kekerasan
Sebagai upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang istilah jihad, sekelompok perempuan muslim Inggris telah memprakarsai sebuah kampanye baru untuk berjuang melawan segala bentuk kekerasan, terorisme dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Orang-orang berfikir ‘jihad melawan kekerasan’ adalah sebuah pernyataan kontradiktif,namun memang jihad kami adalah menuju kedamaian,” tutur Sara Khan sebagai pemimpin kampanye itu kepada Guardian pada hari Senin, 6 Juni kemarin.
Bertemakan “Jihad Melawan Kekerasan”, kampanye ini dilancarkan pada hari senin dengan tujuan melawan semua bentuk kekerasan.
Kampanye itu berfokus kepada kajahatan perang, terorisme, kekerasan dalam rumah tangga, demikian pula terhadap mutilasi alat kelamin perempuan, yang dilakukan oleh pelakunya dengan mengatasnamakan Islam.
Dengan menekankan harga diri yang tinggi atas perempuan dalam perspektif Islam, kampanye tersebut mengimbau untuk menghentikan pelecehan terhadap perempuan dan mendesak kaum lelaki agar kembali kepada nilai-nilai Islam yang benar.
“Islam telah menjadi identik dengan segala hal kekerasan dan penindasan perempuan,” kata Khan.
“Kami pikir kami tidak bisa duduk tenang dan tinggal diam sementara agama kita sedang digunakan untuk melakukan tindak kekerasan.”
Inspire adalah mitra dalam kampanye ‘Jihad Melawan Kekerasan’, yang dilakukan oleh Global Muslim Women’s Shura Council, sebuah program dari Masyarakat Amerika untuk perkembangan Muslim.
Dalam rangka pemberdayakan perempuan Muslim Inggris, Inspire didirikan pada tahun 2009 untuk mengoreksi apa yang mereka sebut “kejahatan budaya” yang dilakukan terhadap perempuan.
Katakan Tidak untuk Terorisme
Para aktivis mengatakan bahwa inisiatif mereka bertujuan untuk mengembalikan istilah ‘Jihad’ yang telah lama dibajak oleh teroris.
“Kami terkejut oleh distorsi Jihad yang menuju kepada terorisme oleh berbagai kelompok-kelompok ekstremis di seluruh dunia,” kata kelompok tersebut di situsnya.
“Kami mendesak masyarakat Muslim dan para pemimpin untuk tidak berdiam diri sementara ekstrimis membajak kitab suci Islam untuk membenarkan tindakan mereka dalam kejahatan terhadap kemanusiaan. Akan tetapi, kami mengajak secara aktif untuk kembali kepada Al Qur’an sebagai kekuatan untuk kebaikan dan keadilan di dunia.”
Cendekiawan Muslim telah berulang kali menegaskan bahwa kata Jihad, yang disebutkan dalam Al-Qur’an, berarti “perjuangan” untuk melakukan kebaikan dan menghapus ketidakadilan, penindasan dan kejahatan dari masyarakat.
Kemudian, kata jihad secara luas hanya diartikan sebagai perang suci yang dimulai sejak serangan teroris 11 September.
Karen Armstrong, penulis Inggris terkemuka yang cukup produktif mengkritik stereotip kata  ”jihad” yang berasal dari Bahasa Arab tersebut sebagai  yang hanya diartikan sebagaiperang suci. Paus Benediktus XVI telah memicu kecaman internasional untuk mempertanyakan konsep Islam tentang Jihad dan mengutip seorang kaisar Bizantium yang mengatakan bahwa Islam telah disebarkan di penjuru dunia melalui pedang.
Inggris adalah rumah bagi minoritas Muslim yang cukup besar yakni hampir dua juta jiwa yang telah mengambil beban penuh atas undang-undang anti-teror sejak serangan 7 Juli.
Mereka telah berulang kali mengeluhkan penganiayaan yang dilakukan oleh polisi tanpa alasan yang jelas selain alasan bahwa mereka menjadi seorang muslim.
Sebuah jajak pendapat Financial Times baru-baru ini menunjukkan bahwa Inggris adalah negara yang paling mencurigakan atas penduduk muslim yang ada disana. (oni)

VISITORS

Visit Country

free counters

coment in here

wibiya widget