Kisah ini bisa kita tarik ibroh yaitu tentang kekuatan senyuman. Bagaimana senyuman yang tulus & ikhlas yang keluar dari hati yang lapang akan memberikan feedback yang luar biasa, yaitu timbul sifat keakraban, kekeluargaan bahkan seorang bayi bisa memberikan kehangatan kepada seluruh pasien di ruang tunggu hanya karena tersenyum kepada mereka. Lebih baik kita tersenyum daripada merengut. Buatlah suasana hati kita supaya bisa selalu tersenyum. Nyanyikan lagu-lagu yang membuat kita bisa tersenyum lepas, membaca hal-hal yang lucu atau mengobrol dengan teman-teman seputar hal yang menyenangkan.
Mulai hari ini marilah kita menarik dagu kita, menegakkan kepala kita, dan buatlah senyuman terindah yang kita punya supaya memberikan efek positif kepada lingkungan, dan juga dengan senyuman maka kehidupan akan berjalan harmonis, orang-orang yang mempunyai banyak masalah akan cepat riang ketika kita memberikan senyuman hangat yang tulus kepadanya. Hilangkan pikiran takut, takut kalau orang yang kita berikan senyuman salah sangka kepada kita. Tebarlah senyuman kepada orang-orang yang kita cintai dan sayangi.
Orang-orang sukses bukan orang-orang yang sibuk memikirkan dunia ini, tetapi mereka yang sibuk melepas senyuman mereka kepada orang-orang yang mereka temui, dan orang pandai pastinya tidak perlu merengutkan dahi ketika terjadi masalah, cukup dengan tersenyum insyaAllah masalah akan selesai karena dia tahu apa yang harus dilakukan. Terkadang manusia suka membesar-besarkan masalah yang tidak seharusnya dibesarkan, proporsionalkanlah, jangan membuat masalah besar menjadi kecil dan sebaliknya, membuat masalah kecil menjadi besar. Tetapi seberapa besar masalah yang kita hadapi tetaplah tersenyum karena Innallahu ma’ana (Allah bersama kita), jadi tidak ada yang perlu dicemaskan bukan? Dengan tersenyum akan membuka pikiran yang buntu, akan membuka hati yang gundah, akan menyegarkan wajah yang muram, akan menguatkan langkah kaki yang bingung mau melangkah kemana. Tersenyumlah saudara-saudaraku, seandainya dunia ini tidak memiiki bahasa maka cukup dengan tersenyum saja dunia ini akan indah, seperti bayi yang berada di ruang tunggu.
Abu Ayman
lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia, dosen ”Personality Development” di perguruan tinggi swasta di Jakarta